Sifat Gereja Katolik terdiri dari empat aspek, yakni :

🕂Satu,
🕂 Kudus,
🕂 Katolik
🕂 Apostolik.

Keempat sifat tersebut mewakili tanda, karakteristik, dan bagian yang merujuk pada klasifikasi umat beriman Katolik.

Selain itu, sifat Gereja Katolik juga menyatakan pada dunia bahwa Gereja Katolik adalah Gereja Kristus yang Sejati. Keempat sifat tersebut telah diuraikan secara jelas dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK).

Dalam Pengakuan Iman Nikea Tahun 325 butir ke-9 disebutkan bahwa: “Aku percaya kepada Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik”. Agar lebih paham tentang sifat Gereja yang Benar.
__________________________________________________________________________________________

🕂Gereja yang Satu
Kesatuan dan keunikan Gereja Yesus Kristus berlandaskan pada misteri Gereja. Bertolak dari pengakuan akan Allah Bapa, Yesus satu - satunya pengatara dan Roh Kudus, kita sampai pada pemahaman akan pentingnya kesatuan Gereja. Ini mempunyai dua makna : sesuai dengan kehendak Yesus hanya ada satu Gereja, dan pada dasarnya Gereja memang hanya. Lihat Selengkapnya

🕂Gereja yang Kudus
Umat Katolik mengimani bahwa Gereja tidak dapat kehilangan kesuciannya. Sebab Kristus, Putra Allah yang bersama Bapa dan Roh, mengatakan bahwa hanya Dialah Kudus yang mengasihi gereja sebagai mempelai-Nya. Gereja adalah umat Allah yang kudus dan anggota-anggotanya pun dinamakan kudus. Lihat Selengkapnya

🕂Gereja yang Katolik
Kata katolik di sini berarti merangkul semua, seluruhnya, dan lengkap. Artinya, Gereja adalah Katolik itu bersifat umum dan universal. Di mana Yesus Kristus ada, maka di situlah ada Gereja Katolik. Sifat universal tersebut merupakan karunia Tuhan sendiri. Sehingga, Gereja Katolik berusaha merangkum segenap umat manusia beserta segala harta kekayaannya untuk berkumpul di bawah naungan Kristus. Gereja mewartakan seluruh iman dan seluruh keselamatan kepada manusia yang utuh dan seluruh umat manusia. Setiap kebenaran keselamatan dan setiap sarana keselamatan berada di dalam Gereja. Lihat Selengkapnya

🕂Gereja yang Apostolik
"Apostolik" atau rasuli berarti bahwa Gereja berasal dari para rasul dan tetap berpegang teguh pada kesaksian iman mereka itu. Kesadaran bahwa Gereja "dibangun atas dasar para rasul dan pra nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru", sudah ada sejak zaman Gereja perdana sendiri (bdk Efesus 2 : 20, Bdk Wahyu 21 : 14), tetapi sebagai sifat khusus keapostolikan baru disebut akhir abad ke-4. Dalam perjanjian Baru kata "rasul" tidak hanya dipakai untuk keduabelas rasul yang namanya disebut dalam Injil (lihat Matius 10 :1 -4 ). Lihat Selengkapnya